Pengelihatan,Pendengaran dan Sentuhan

Written By Unknown on Sabtu, 07 April 2012 | 02.56


FAKTOR MANUSIA
Pengantar
Menusia merasakan dunia nyata menggunakan piranti yang lazim dikenal dengan panca indera -mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit- sehingga lewat komponen inilah kita dapat membuat model manusia sebagai pengolah informasi, meskipun banyak keterbatasan dan hanya bekerja pada kondisi yang sangat terbatas.

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer
A.    PENGLIHATAN
Beberapa ahli berpendapat bahwa mata manusia terutama digunakan untuk menghasilkan persepsi yang terorganisir akan gerakan, ukuran, bentuk, jarak, posisi relatif, tekstur, dan warna. Dalam dunia nyata, mata selalu digunakan untuk melihat semua bentuk tiga dimensi. Dalam sistem komputer, yang menggunakan layar dua dimensi, mata kiri dipaksa untuk dapat mengerti bahwa obyek pada layar tampilan, yang sesungguhnya berupa obyek dua dimensi, harus dipahami sebagai obyek tiga dimensi dengan teknik-teknik tertentu.
Beberapa hal yang berhubungan dengan penglihatan manusia adalah :
1.      Luminans (luminance)
Adalah banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh permukaan obyek. Semakin besar luminans dari sebuah obyek, rincian obyek yang dapat dilihat oleh mata juga akan semakin bertambah. Diameter bola mata akan mengecil sehingga akan meningkatkan kedalaman fokusnya.
2.      Kontras
Adalah hubungan antara cahaya yang dikeluarkan oleh suatu obyek dan cahaya dari latar belakang obyek tersebut. Kontras didefinisikan sebagai selisih antara luminans obyek dengan latar belakangnya dibagi dengan luminans latar belakang. Nilai kontras positif akan diperoleh jika cahaya yang dipancarkan oleh sebuah obyek lebih besar dibanding yang dipancarkan oleh latar belakangnya. Nilai kontras negatif dapat menyebabkan obyek yang sesungguhnya 'terserap' oleh latar belakang, sehingga menjadi tidak nampak. Dengan demikian, obyek dapat mempunyai kontras negatif atau positif tergantung dari luminans obyek itu terhadap luminans latar belakangnya.
3.      Kecerahan
Adalah tanggapan subyektif pada cahaya. Luminans yang tinggi akan berimplikasi pada kecerahan yang tinggi pula.
4.      Sudut dan Ketajaman Penglihatan
Sudut penglihatan (visual angle) didefinisikan sebagai sudut yang berhadapan oleh objek pada mata. Ketajaman penglihatan (visual acuity) adalah sudut penglihatan minimum ketika mata masih dapat melihat sebuah objek dengan jelas.
5.      Medan Penglihatan
Adalah sudut yang dibentuk ketika mata bergerak ke kiri terjauh dan ke kanan terjauh, yang dapat dibagi menjadi 4 daerah:
ü  Daerah pertama adalah tempat kedua mata mampu melihat sebuah obyek dalam keadaan yang sama, juga disebut dengan penglihatan binokuler.
ü  Daerah kedua adalah tempat terjauh yang dapat dilihat oleh mata kiri ketika digerakkan ke sudut paling kiri, disebut dengan monokuler kiri.
ü  Daerah ketiga adalah tempat terjauh yang dapat dilihat mata kanan ketika digerakkan ke sudut paling kanan, disebut dengan penglihatan monokuler kanan.
ü  Daerah keempat adalah daerah buta, yakni daerah yang sama sekali tidak dapat dilihat oleh kedua mata.
  1. Warna
Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 400-700 nm yang berada pada daerah ultraungu sampai inframerah. Jika panjang gelombang berada pada kisaran 400-700 nm, luminans konstan dan saturasinya (jumlah cahaya putih yang ditambahkan) dijaga tetap, seseorang yang mempunyai penglihatan warna normal mampu membedakan kira-kira 128 warna yang berbeda.
Banyaknya warna yang dapat dibedakan satu dengan yang lain bergantung kepada tingkat sensitifitasnya mata seseorang. Selain itu, sensitifitas ini juga tidak merata pada seluruh medan penglihatan seseorang. Mata dapat membedakan warna secara akurat ketika posisi obyek membentuk sudut sebesar + 60 derajat terhadap mata (dengan posisi kepala dan mata diam).
a.      Psikologi Warna
Warna merupakan suatu sensasi yang dihubungkan dengan sistem syaraf kita. Sensasi warna diperoleh dengan adanya interaksi antara warna dengan sistem syaraf yang sensitif warna. Lensa pada mata manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mengoreksi warna. Hal ini menimbulkan suatu efek yang disebut dengan kromostereopsis, yakni efek yang menyebabkan warna-warna murni pada jarak yang sama terlihat mempunyai jarak yang berbeda. Warna merah biasanya cenderung mempunyai jarak paling dekat, sementara warna biru cenderung mempunyai jarak paling jauh.
Retina mata manusia terdiri atas banyak sekali rods dan cones yang sensitif terhadap cahaya. Rods bertanggung jawab untuk penglihatan malam dan cones merupakan sel-sel yang sangat sensitif terhadap warna. Fotopigmen dalam cones akan menterjemahkan panjang gelombang menjadi sensasi warna. Kisaran sensasinya ditentukan oleh 3 buah fotopigmen – biru (445 nm), hijau (535 nm) dan merah (575 nm).
b.      Persepsi
Persepsi adalah proses pengalaman seseorang dalam menggunakan sensor warnanya. Meskipun persepsi merupakan hasil sistem syaraf kita, informasi yang mencukupi tentang fungsi yang lebih tinggi untuk menjelaskan istilah persepsi menurut istilah psikologi tidak ditemukan.

Tabel 1. Kombinasi warna terbaik
Latar Belakang
Garis Tipis dan Teks
Garis Tebal dan Teks
Putih
Biru (94%), Hitam (63%), Merah (25%)
Hitam (69%), Biru (63%), Merah (31%)
Hitam
Putih (75%), Kuning (63%)
Kuning (69%), Putih (59%), Hijau (25%)
Merah
Kuning (75%), Putih (56%), Hitam (44%)
Hitam  (50%), Kuning (44%), Putih (44%), Cyan (31%)
Hijau
Hitam (100%), Biru (56%), Merah (25%)
Hitam (69%), Merah (63%), Biru (31%)
Biru
Putih (81%), Kuning (50%), Cyan (25%)
Kuning (38%), Magenta (31%), Hitam (31%), Cyan (31%), Putih (25%)
Cyan
Biru (69%), Putih (56%), merah (37%)
Merah (56%), Biru (50%), Hitam (44%), Magenta (25%)
Magenta
Hitam (63%), Putih (56%),  Biru (44%)
Biru (50%), Hitam (44%), Kuning (25%)
Kuning
Merah (63%), Biru (63%), Hitam (56%)
Merah (75%), Biru (63%), Hitam (50%)

Tabel 2. Kombinasi warna terjelek
Latar Belakang
Garis Tipis dan Teks
Garis Tebal dan Teks
Putih
Kuning (100%), Cyan (94%)
Kuning (94%), Cyan (75%)
Hitam
Biru (87%), Merah (44%), Magenta (25%)
Biru (81%) Magenta (31%)
Merah
Magenta (81%), Biru (44%), Hijau dan Cyan (25%)
Magenta (69%), Biru (50%), Hijau (37%), Cyan (25%)
Hijau
Cyan (81%), Magenta (50%), Kuning (37%)
Cyan (81%), Magenta dan Kuning (44%)
Biru
Hijau (62%), Merah dan Hitam (37%)
Hijau (44%), Merah dan Hitam (31%)
Cyan
Hitam (81%), Kuning (75%), Putih (31%)
Kuning (69%), Hijau (62%), Putih (56%)
Magenta
Hijau (75%), Merah (56%), Cyan (44%)
Cyan (81%), Hijau (69%), Merah (44%)
Kuning
Putih dan Cyan (81%),
Putih (81%), Cyan (56%), Hijau (25%)
Petunjuk Penggunaan Warna yang Efektif
a.      Petunjuk Dari Aspek Psikologis
ü  Hindarkan penggunaan tampilan yang secara simultan sejumlah menampilkan warna tajam. Merah, jingga, kuning, dan hijau dapat dilihat bersama-sama tanpa perlu pemfolusan kembali, tetapi cyan, biru, dan merah tidak dapat dilihat secara serempak dengan mudah.
ü  Hindarkan warna biru murni untuk teks, garis tipis, dan bentuk yang kecil. Sistem penglihatan mata kita tidak bisa untuk ransangan yang terinci, tajam, serta bergelombang pendek.
ü  Hindarkan warna berdekatan yang hanya berbeda dalam warna biru. Sudut-sudut yang berbeda hanya pada presentase warna biru akan terlihat sama.
ü  Pengamat yang lebih tua memerlukan aras ketajaman yang lebih tinggi untuk membedakan warna.
ü  Warna akan berubah kenampakannya ketika aras cahaya sekeliling berubah. Tampilan akan berubah warna di bawah cahaya sekeliling yang berbeda. Kenampakan juga berbeda ketika aras cahaya bertambah atau berkurang. Di satu sisi, perubahan terjadi karena adanya penambahan atau penurunan kontras, dan di sisi lain perubahan terjadi karena adanya pergeseran sensitifitas mata.
ü  Besarnya perubahan warna yang dapat dideteksi bervariasi untuk warna yang berbeda. Perubahan kecil dalam warna merah dan ungu sukar dideteksi dibandingkan dengan warna lain seperti kuning dan biru-hijau. Selain itu, sistem penglihatan kita tidak siap untuk merasakan perubahan warna hijau.
ü  Hindarkan warna merah dan hijau yang ditempatkan secara berseberangan pada tampilan berskala besar. Warna yang lebih cocok adalah biru dan kuning.
ü  Warna yang berlawanan dapat digunakan bersama-sama. Merah dengan hijau atau kuning dengan biru merupakan kombinasi yang baik untuk tampilan sederhana. Kombinasi merah dengan kuning atau hijau dengan biru akan menghasilkan citra yang lebih jelek.
ü  Untuk pengamat yang mengalami kekurangan dalam melihat warna, hindarkanlah perubahan warna tunggal.
b.      Petunjuk Dari Aspek Perseptual
ü  Tidak semua warna mempunyai dicernible yang sama.
ü  Luminans tidak sama dengan kecerahan.
ü  Hue yang berbeda menyebabkan aras saturasi yang berbeda.
ü  Ketajaman (lightness) dan kecerahan (brightness) dapat dibedakan pada bentuk tercetak, tetapi tidak pada tampilan warna.
ü  Tidak semua warna mudah dibaca.
ü  Hue berubah sesuai dengan perubahan intensitas warna dan latar belakang.
ü  Hindarkan adanya diskriminasi warna pada daerah yang kecil.
c.       Petunjuk Dari Aspek Kognitif
ü  Jangan menggunakan warna secara berlebihan.
ü  Waspadalah terhadap manipulasi warna secara tak linear pada layar tampilan dan bentuk cetakan.
ü  Kelompokkan elemen-elemen yang saling berkaitan dengan latar belakang yang sama.
ü  Warna yang sama “membawa” pesan yang serupa.
ü  Kecerahan dan saturasi akan menarik perhatian.
ü  Urutkan warna sesuai dengan posisi spektralnya.
ü  Warna hangat dan dingin sering digunakan untuk menunjukkan aras tindakan.

B.     PENDENGARAN
Kebanyakan manusia dapat mendeteksi suara dalam kisaran frekuensi 20 Hertz sampai 20 KHertz, tetapi batas bawah dan atas biasanya dipengaruhi oleh umur dan kesehatan seseorang. Suara yang berkisar pada frekuensi 1000 – 4000 Hertz menyebabkan pendengaran menjadi lebih sensitif.
Selain frekuensi, suara juga dapat bervariasi dalam hal kebisingan (loudness). Jika batas kebisingan dinyatakan sebagai 0 dB (decible), maka suara bisikan mempunyai tingkat kebisingan antara 50 dB sampai 70 dB. Kerusakan telinga akan terjadi jika seseorang mendengar suara yang mempunya kebisingan lebih dari 140 dB. Telinga manusia tidak sensitif terhadap perubahan frekuensi pada suara yang mempunyai kebisingan kurang dari 20 dB. Sensifitas seseorang pada frekuensi dan kebisingan suara dari setiap orang tentu saja berbeda dan juga pada seseorang dari waktu ke waktu juga mempunyai sensifitas yang berbeda pula.

C.    SENTUHAN
Sentuhan merupakan sarana interaksi yang menduduki urutan ketiga setelah penglihatan dan pendengaran. Sensifitas sentuhan lebih dikaitkan dengan aspek ergonomis dalam sebuah sistem. Sebagai contoh, dalam penggunaan papan ketik atau tombol, manusia akan lebih mersa dan nyaman apabila tangan kita merasakan adanya sensasi sentuhan.

0 komentar:

Posting Komentar