Laporan PKL Balai Penelitian (Balit Sereal )

Written By Unknown on Senin, 19 Desember 2011 | 08.04

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Laboratorium kimia dalam organisasi tanah masuk dalam bagian Instalasi Laboratorium. Tugasnya memberikan data-data analisa tanah baik kimia maupun fisik untuk digunakan sebagai berikut : klasifikasi tanah, penilaian kesuburan tanah dan sebagainya. Disamping analisa tanah, laboratorium tanah juga menganalisa tanaman dan pupuk. Kelancaran pekerjaan analisa untuk mancapai kapasitas analisa yang tinggi mutlak diperlukan mengingat jumlah permintaan analisa makin meningkat demikian juga jenis-jenis analisa yang diminta banyak. Untuk diperlukan organisasi, susunan laboratorium, personal, peralatan dan sebagainya.
Dalam menghadapai globalisasi, pembangunan sector pertanian masih dihadapkan berbagai permasalahan diantaranya terkait dengan masalah teknis, sosial-ekonomi, dan kelembagaan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan dukungan inovasi teknologi berikut sistem pengembangannya yang sesuai untuk meningkatkan:  (1) produktivitas dan efisiensi usaha, (2) kualitas dan nilai tambah produk, serta (3) perluasan areal baru. Walaupun peningkatan luas panen dari tahun 2003 sampai 2007 relatif kecil yaitu hanya 7,74% (www.deptan.go.id., 2008 ) , namun peningkatan
areal tanam jagung akan terus diperluas terutama di kawasan timur Indonesia, mengingat di Jawa dan kawasan barat potensi perluasan lahan sudah terbatas, selain kompetisi dengan pengembangan komoditas lainnya. Prioritas pengembangan komoditas serealia perlu disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian lahan/agroklimat, serta tingkat pemanfaatannya yang terkait dengan kegiatan agribisnis/ ekonomi serta sosial-budaya masyarakat. Teknologi yang diperlukan untuk pengembangan komoditas serealia dapat berasal dari berbagai pihak baik lembaga penelitian pemerin-tah, perguruan tinggi, maupun swasta. Perakitan dan perekayasaan inovasi teknologi serealia perlu didukung oleh perencanaan yang sistematis dan terarah, sinergi antar institusi terkait baik dalam maupun di luar lingkup Badan Litbang Pertanian, sumber daya manusia (SDM ) professional, dan penyediaan fasilitas penelitian yang memadai dan berkelanjutan dengan manajemen operasional yang transparan, efektif, dan efisien. Dengan demikian, komoditas serealia ini perlu mendapat perhatian yang proporsional dalam upaya peningkatan ketahanan pangan serta pengembangan sistem dan usaha agribisnis sebagai dua sasaran pokok pembangunan pertanian nasional, selain untuk antisipasi menghadapi
globalisasi ke depan yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan jagung dan harga di pasaran dunia.


B.     Susunan Laboratorium dan Percobaan
Pada umumnya laboratorium tanah dibagi-bagi dalam beberapa ruang agar tidak saling mengganggu. Jumlah ruang bergantung kepada kegiatan yang dilakukan. Susunan ruang-ruang dalam laboratorium diatur agar saling berhubungan untuk mendapatkan garis kerja yang efisien. Laboratorium kimia tanah dibagi 5 ruang yaitu ruang untuk  tumbuk contoh, ruang timbang, ruang utama, ruang instrument/alat-alat pengukur dan ruang hitung.
Ruang tumbuk dipakai untuk mengeringkan contoh dan membuat contoh halus yang dipakai untuk analisa.
Untuk menghindari pengotoran contoh oleh tanah bahan – bahan chemicali ruang tumbuh ditempatkan agak jauh dari ruang-ruang laboratorium lainnya tetapu masih berdekatan dengan ruang timbang tempat menyimpan contoh-contoh halus yang akan dianalisa.
Ruang timbang dipakai untuk tempat penimbangan-penimbangan contoh, bahan chemikali. Ruang ini dipisahkan untuk menghindari gangguan angin baik dari luar maupun orang-orang yang sibuk bekerja, tetapi berdekatan dengan ruang utama.
Ruang utama, dalam ruang ini dilakukan kegiatan pembuatan-pembuatan ekstrak, persiapan sebelum dilakukan pengukuran dengan alat-alat pengukur/instrument dan juga beberapa penetapan seperti penempatan tekstur dan sebagainya. Ruang ini dilengkapi dengan ruang asam untuk tempat melakukan pekerjaan dengan bahan chemikali yang berbahaya terhadap kesehatan.
Ruang alat-alat pengukur/instrument dipsksi untuk tempat pengukuran-pengukuran. Diruang ini ditempatkan alat-alat pengukur yang peka seperti Atomic Absorption Spectrophotometer, kolorimeter, flamephotometer dan sebagainya. Ruang ini dipisahkan agar tidak rusak oleh bahan chemikali kuat, tetapi diusahakan berdekatan dengan ruang utama. Ruang ini harus dilengkapi dengan AC agar suhu ruang konstan dan tidak lembab.
Ruang hitung dipakai untuk tempat menghitung hasil-hasil analisa dan membuat daftar data-data analisa untuk diserahkan kepada Peneliti (Pemesan).
Personalia/ tenaga laboratorium Tanah dan Servis Kimia yang paling penting adalah analis yang telah terdidik dalam bidang analisa kimia, terutama untuk mengerjakan penetapan-penetapan yang membutuhkan ketelitian kerja. Untuk pekerja-pekerja kasar dan penetapan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi dipakai tenaga laboran tamatan SLTA dan SLTP.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan bergantung kepada jumlah contoh dan jumlah jenis penetapan yang dikerjakan. Saat ini Laboratorium Tanah dan Servis Kimia Balai Penelitian Tanaman Serealia mempunyai tenaga kerja sebanyak 9 orang untuk mengerjakan analisa lengkap contoh tanah, tanaman, air irigasi dan pupuk.
C.     Peralatan
Untuk mendapatkan kapasitas analisa yang tinggi dan ketelititan yang tinggi, disamping tenaga yang terampil yang sangat penting diperlukan yang otomatis dan semiotomatis, pengenceran otomatis, mesin kocok tabung, demikian juga alat-alat pengukuran yang modern dan teliti. Untuk analisa contoh-contoh tanah, tanaman, air dan pupuk. Laboratorium Tanah Servis Kimia Balitsereal memiliki peralatan utama seperti AAS (Atomatic Absorpsion.Spektrophotometer), Spectronic 21, Flame Photometer, pH meter, Conductivity dan peralatan lainnya.



A.      Tujuan  Praktek Kerja Lapangan  ( PKL )
            Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) pada Balai Penelitian  Tanaman Serealia ( Balit Sereal ) antara lain :
1.      untuk  memenuhi program mata kuliah yang telah diprogramkn oleh  Jurusan Teknik Kimia  Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2.      Untuk meningkatkan dan menambah keterampilan kerja mahasiswa ( i ) khusunya dalam pelaksanaan praktek di laboratorium.
3.      Memperkenalkan dunia kerja pada mahasiswa ( i ) dalam pengembangan diri guna mengevaluasi hasil dan kinerja.
B.       Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Manfaat yang dapat di peroleh dari  PKL di Balai Penelitian  Tanaman serealia antara lain :
1.      Sebagai bekal menuju dunia kerja dan industry.
2.      Mampu bekerja sama antar disiplin ilmu yang bergam dan menempatkan peran sains dalam duni kerja.
3.      Memiliki daya nalar,kreatifitas dan rasa tanggung jawab terhadap permasalahan yang dihadapai masyarakat.
4.      Meningkatkan dan menunjukkan peran sains dalam menangani pekerjaan,mengetahui jenis pemeriksaan,metode analisis yang di terapkan dan,terampil menggunakan alat-alat yang digunakan.



BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Tanah
Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah tidaklah merupakan tumpukan bahan yang padat dan bahan organik sebagai suatu sistem yang mati atau statis, tetapi lebih merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis dimana tanah memiliki produktivitas tanah yang diartikan sebagai kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi tanaman yang optimum dengan tidak mengurangi kesuburan tanah yang sangat dipengaruhi oleh ketebalan solum tanah tersebut. Bahan organic tersusun dari bahan-bahan sisa tumbuhan dan hewan, jasad-jasad hidup mikro maupun makro organisme dan humus. Pori-pori tanah yang berupa ruangan berisi udara  dan air tanah sangat penting perananya bagi tanaman.
Tanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi, tidak hanya terdiri dari komponen-komponen padat, cair, dan udara (gas) saja, akan tetapi harus mengandung jasad hidup tanah yang cukup banyak. Dengan adanya jasad hidup tanah ini maka tingkat kesuburan tanah akan dipengaruhinya, karena jasad hidup memegang peranan penting dalam proses-proses pelapukan bahan oerganik dalam tanah sehingga nsur hara menjadi lebih tersedia bagi tanaman.
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuha tanaman dengan sifat-sifat tertentu , baik itu sifat fisik, kimiawi juga sifat biologis. Dilihat dari sudut pertanian, tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Peranan tanah sebagi alat produks pertanian adalah sebagai berikut :
§  Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman.
§  Tanah sebagai gudang tempat unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
§  Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman.
§  Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pengambilan contoh tanah biasa atau tanah terganggu (disturbed soil) dilakukan di atas permukaan tanah atau horizon/lapisan lainnya, tempat pengambilan berdekatan atau sama dengan pengambilan contoh tanah utuh dan pelaksanaannya mudah sekali. Contoh tanah ini untuk kepentingan analisa kimia dan kestabilan agregat (agregat stability) dan untuk keperluan membuat contoh tanah utuh secara simulasi atau cara tiruan (buatan) dimana bobot isinya disesuaikan dengan keadaan lalmi tanah utuh dilapangan.
Tanah yang berada di atas permukaan bumi ini merupakan suatu benda alam yang bersifat kompleks atau memiliki sistem yang heterogen karena tersusun dari tiga fase, yaitu fase padat yang terdiri dari bahan-bahan organik dan organik, fase gas yang terdiri dari udara tanah, fase yang terakhir yaitu fase cairan yang merupakan air tanah yang mengandung bahan-bahan terlarut di dalamnya. Bahan organik terdiri dari sisa-sisa tanaman dan hewan dan jasad-jasad hidup lainnya yang bersifat makro atau mikro, yang hidup dalam tanah. Tanah merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman sebagai gudang unsur hara, dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan macamnya bahan penyususun tanah tadi bisa bervariasi dari satu tempat ke tempat lain di permukaan bumi sehingga dibedakan satu jenis tanah dengan jenis tanah lainya. Tanah dalam bahasa inggris disebut soil, menurut Dokuchnev tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi.
Kata “tanah” seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional, tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang kelihatan atau tidak. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau tertutup air dalam , atau pada lapisan es terbuka suatu gletser.
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan ( mineral dan organik ), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh horizon – horizon atau lapisan – lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan transformasi energy dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar didalam suatu lingkungan alami.
Ada 3 ( tiga ) hal penting dari definisi ini :
-          Tanah itu berbentuk dan berkembang dari proses – proses alami.
-          Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon – horizon.
-          Terdapat perbedaan yang mencolok antara sifat – sifat bahan induk dengan horizon -    Horizon tanah yang berbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiawi, fisik, dan biologi.
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalu dalam ( secara tipikal >2,5 m ) untuk tumbuhan tanaman – tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area tandus, batuan atau es.
Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersussun dari horizon – horizon dekat permukaan bumi yang berbeda kontras terhadap bahan induk dibawahnya, telah mengalami perubahan interaksi antara iklim, relief, dan jasad hidup selama waktu pembentukannya.
Tanah terdiri dari 5 ( lima ) komponen yaitu bahan mineral, bahan organic, udara, air, dan jasad renik. Bahan penyusun tanah yakni bahan organik, bahan mineral, dan air merupakan satu kesatuan yang bercampur didalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya ( Sitanala, 1980 ).

Jenis – jenis tanah :
  Organosol ( Tanah Gambut )
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat, dan kandungan unsur hara rendah.
  Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai.
  Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung.
  Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.
  Latosol
Latosol tersebar didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300 – 1000 meter diatas permukaan laut.
  Grumusol
Berasal dari batu kapur, batuan lempung. Tersebar didaerah iklim subhumid atau soborid dan curah hujan <2500mm/tahun.
  Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa. Tersebar didaerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan >2500mm/tahun.
  Podsol
Berasal dari batuan induk pasir.
  Andosol
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk abu vulkanik. Terdapat didaerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2500mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya terdapat pada ketinggian >800m dengan warna cokelat, abu – abu hingga hitam.

B. Fungsi Tanah
1.      Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.       Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.      Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.      Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
1.      Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.      Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.




BAB III
ANALISA CONTOH TANAH
PENETAPAN pH TANAH

1.    Tujuan
Untuk menentukan pH tanah yang dianalisis.

2.    Prinsip Kerja
·         Persiapan sampel
·         Kalibrasi alat
·         Penentuan pH sampel
3.    Alat dan Bahan
a.      Alat yang digunakan
·         Gelas piala
·         Neraca analitik
·         pH meter
·         Gelas ukur
·         Labu semprot
·         Pengaduk
b.      Bahan yang digunakan
·         Contoh tanah
·         Larutan KCl 4 N
·         Buffer pH 4 dan pH 7
·         Aquadest
4.    Dasar Teori
Pentingnya pH tanah
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai. Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
Pengaruh pH terhadap tanah
 Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman. Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0.

5.    Cara Kerja

·         Disiapkan 6 gelas kimia 100 mk.
·         Ditambahkan 10 gram sampel tanah halus.
·         Ditambahkan 25 ml aquadest.
·         Diaduk dengan batang pengaduk selama 10 menit.
·         Didiamkan  selama 20 menit.
·         Setelah 20 menit, diukur pHnya dengan pH meter yang telah dikalubrasi dengan buffet pH 4 dan pH 7.
·         Ditambahkan masing-masing sampel dengan larutan1 ml KCl 4 N.
·         Diaduk selama 2 menit.
·         Diukur pHnya.

6.    Data pengamatan

No. contoh
Berat Sampel (g)
pH sebelum penambahan KCl
pH setelah penambahan KCl
390
10,00
5,12
4,28
391
10,02
5,67
5,21
392
10,01
4,21
3,58
393
10,03
4,96
4,31
394
10,00
5,81
4,40
395
10,00
7,30
6,90
396
10,02
5,52
4,89


7.      Pembahasan

Dari hasil praktikum maka dapat dibahas bahwa Ph pada tanah mengandung nitrogen (N),Potassium (K),dan phosphorus (P) yang dibutuhkan tumbuhan untuk berkembang.Jika ph tanah di bawah 5,5 maka tumbuhan dapat membentuk nitrogen dalam bentuk nitrat.Sedangkan phosphporus ada pada ph tanah antara 6 dan 7.Dalam pengujian komposisi tanah,tidak terdapat unsure phosphorus.
Tanah yang bersifat basa cenderung memiliki sodium,potassium,magnesium dan calcium.Kedua zat terakhir cenderung membentuk endapan kalsium pada struktur sehingga bersifat protektif terhadap korosi.Besarnya ph dapat mempengaruhi larutan produk korosi dan aktifitas mikrobiologi.Tingkat keasaman tanah disebabkan oleh leaching  mineral,dekomposisi tumbuhan,limbah industry,hujan asam dan beberapa bentuk aktivitas mikrobiologi .ph tanah yang asam akan mengakibatkan korosifitas tanah meningkat sedangkan tanah yang basa mengakibatkan sampel akan menghasilkan skala.




PENENTUAN KADAR AIR
1.Tujuan
Untuk menetukan kandungan air dalam sampel tanah.


2.Prinsip Kerja
·         Persiapan sampel
·         Pemanasan
·         Pendinginan
3.Alat dan Bahan
a.  Alat yang digunakan
·         Cawan
·         Spatula
·         Neraca analitik
·         Oven
·         Eksikator
b. Bahan yang digunakan
·         Sampel tanah

3.      Dasar teori
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun. Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Hakim, dkk., 1986).
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering oven). (Pairunan, dkk., 1985). Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. (Hardjowigeno, S., 1992).
Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan. (Syarief, 1998).Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Buckman dan Brady, 1982). Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).
 
5.      Cara kerja
·         Dimasukkan cawan porselin kedalam oven selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator selama 30 menit.
·         Ditimbang cawan kosong untuk  memperoleh bobot kosong cawan.
·         Ditimbang sampel tanah sebanyak 5 gram.
·         Kemudian dimasukkan sampel tanah kedalam cawan porselin yang telah diketahui bobot kosongnya dan ditimbang.
·         Dipanaskan dalam oven selama 2 jam untuk menguapkan air yang terkandung dalam tanah.
·         Didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang.
·         Kemudian dihitung kadar airnya.

1.      Data Pengamatan

Sampel
Bobot cawan kosong(A)
(gram)
Berat cawan+sampel
(B)
(gram)
Berat cawan setelah pemanasan(C)
(gram)
B-Cx100

C-A

Kadar air
(%)
Rata-rata KA
(gr)
395 a
1,3466
9,0878
8,7405
34,73
7,3939
4,69
4,57
B
1,3946
8,2148
7,9200
29,48
6,5254
4,52
C
1,3652
7,5650
7,2988
26,62
5,9336
4,49
396 a
1,3896
7,0762
6,80 33
27,29
5,4137
5,04
5,07
B
1,3739
7,7780
7,4681
30,99
6,0942
5,09
C
1,4040
9,5704
9,1745
39,59
7,7705
5,09

2.      PERHITUNGAN

% KA =          

·      % KA1 =       
·      % KA1 =         = 1,0507




8. Pembahasan
pada tanah air dibutuhkan untuk ionisasi untuk oksidasi pada permukaan logam.Air juga dibutuhkan untuk ionisasi elektrolit tanah,untuk melengkapi sirkulasi aliran arus pada aktifitas korosi.Dengan demikian air mempunyai pengaruh dalam terjadinya korosi pada tanah.Daerah dengan kelembaban tinggi dapat menyebabkan nilai resistifitas tanah suatu daerah akan kecil sehingga daerah itu memiliki tingkat korosi yang tinggi.Hal ini disebabkan uap air adalah salah satu pemicu atau media elektrolit atau dalam peristiwa korosi dan upa air dalam jumlah banyak berakibat daerah itu sangat rentan akan korosi.
Dengan jenis air tanah dan air hujan memiliki tingkat korosifitas yang berbeda  dihubungkan dengan resistivitas,dimana air tanah memiliki resistivitas yang lebih kecil dibandingkan dengan air hujan.

9. Kesmpulan
Dari hasil praktikum maka dapat di simpulkan bahwa :
Ø  % KA1 = 1.0457
Ø  % KA2 = 1.0507




PENENTUAN Al dd dan H dd

Tujuan
Untuk menetukan kandungan air dalam sampel tanah.
.

1.    Perincian kerja
·         Persiapan sampel
·         Titrasi sampel dengan larutan NaOH
·         Titrasi sampel dengan larutan HCl

2.    Alat dan Bahan
a.      Alat yang digunakan
·         Botol ekstrak
·         Timbangan analitik
·         Spatula
·         Mesin pengocok
·         Kertas saring
·         Botol penampung
·         Pipet ukur
·         Pipet tetes
·         Buret

b.      Bahan yang digunakan
·         Contoh tanah
·         Larutan KCl
·         Indikator PP
·         Larutan NaOH
·         Larutan HCl
·         Larutan NaF 4%
·         Aquadest

3.      Dasar teori
Tanah terdiri dari kation dan anion. Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca2+, Na+, NH4+, H+, Al3+, dan sebagainya. Di dalam tanah kation – kation tersebut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid – koloid tanah. Banyaknya kation yang dapat dijerap suatu tanah per satuan berat tanah (biasanya per 100 g) dinamakan kapasitas tukar kation (KTK). Kation – kation yang telah dijerap oleh koloid – koloid tersebut sukar dicuci oleh air gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Hal tersebut dinamakan pertukaran kation. Jenis – jenis kation yang telah ditemukan dalam kompleks jerapan tanah.
Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu milliekuivalen (me/100gr). Hal ini berarti setiap 100g tanah mengandung 6,02 x 1020 muatan negatif. Untuk menunjukkan jumlah muatan negatif dalam tanah dengan menuliskan jumlah muatan yang sebenarnya ada adalah tidak praktis, sehingga lebih mudah digunakan satuan milliekuivalen.
Karena adanya muatan tergantung pH pada tanah, maka dalam menentukan KTK dilaboratorium harus didasarkan pada pH larutan yang telah ditentukan. Pada umumnya penetapan KTK di laboratorium dilakukan dengan ekstraksi ammonium asetat yang di sangga (dibuffer) pada pH 7 sehingga untuk tanah dengan pH kurang dari 7 dengan metode ini akan didapat nilai KTK yang lebih besar dari nilai KTK yang sebenarnya. Sebaliknya untuk tanah yang pH-nya lebih tinggi dari 7, hasil analisa KTK dengan pH 7 akan didapat nilai yang lebih rendah dari nilai dalam keadaan sebenarnya.
Cara lain analisis KTK adalah ekstraksi dengan garam netral (1 N KCl) pada pH tanah yang sebenarnya atau ekstraksi dengan barium chionda yang disangga pada pH 8,2. Dengan cara ini maka akan didapatkan beberapa jenis KTK misalnya KTK efektif, KTK bergantung pH dan lain – lain.
Bila tanah dicuci dengan 1 N KCL (garam netral) pada pH tanah yang sebenarnya maka air cuciannya (lechate) akan mengandung H+ dan Al3+ yang disebut H+ dan Al3+ yang dapat ditukar (exchange). Di samping itu di dalam air cucian tersebut juga mengandung kation – kation lain seperti Ca+, Mg2+, K+, Na+, dan lain – lain. Jumlah semua kation tesebut ditambah kation lain yang terdapat dalam air cucian dengan 1 N KCl tersebut disebut KTK efektif. Muatan yang menimbulkan KTK efektif ini diperkirakan berasal dari muatan parmanen dalam mineral liat sehingga sering disebut KTK tetap. Walaupun demikian karena mineral tanah sering diselaputi oleh oksida – oksida Fe atau Al sehingga besarnya muatan parmanen yang sesungguhnya sudah tidak jelas lagi maka penggunaannya istilah KTK efektif sama dengan KTK tetap tidaklah begitu tetap (Sanchez, 1976).
Dalam taksonomi tanah ((Soil Survey Staff, 1987), karena H+ dalam muatan tetap jumlahnya sangat sedikit dibanding dengan Al, maka KTK efektif dihitung sebagai berikut KTK efektif sama dengan Al dapat ditukar (ektraksi dengan 1 N KCl) + jumlah basa dapat ditukar (NH4 OAc pH 7).
Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsure hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi kation basah dapat meningkatkan kesuburan tanah, tapi bila di dominasi oleh kation asam Al, H (kejenuhan asam rendah) dapat mengurangi kesuburan tanah. Karena unsur – unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsur – unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci air.


4.      Cara Kerja
·         Ditimbang 5 gram contoh tanah, dimasukkan kedalam botol ekstrak.
·         Ditambahkan masing-masing 50 ml KCl, ditutup rapat, dan dikocok selama 30 menit.
·         Setelah 30 menit, sampel disaring, dan ekstrak ditampung kedalam botol penampung.
·         Dipipet ekstrak tersebut sebanyak 10 ml, dan ditambahkan dengan 3 tetes indikator PP.
·         Dititer dengan NaOH 0,01  N sampai berwarna merah muda (a ml ).
·         Ditambahkan lagi 3 tetes HCl 0,01 N sampai tidak berwarna.
·         Ditambahkan 1 ml NaF 4% ( kalau tidak berwarna berarti Al= 0, dan kalau ada warna, maka dititar lagi dengan HCl 0,01 N sampai tidak berwarna. Dicatat volume peniter ( b ml ).

6.Data Pengamatan
·         Normalitas NaOH       :   0,0272 N
·          Normalitas HCl          :   0,0143 N
·         Volume peniter untuk blanko : 0,10 ml
No. Sampel
ml NaOH
ml HCl
%KA
396
0,14
0
4,57
396
0,21
0
5,07


7.Perhitungan
% KA1 
% KA2 
Ø  Untuk nilai KP
KP =( vol.peniter contoh – vol.peniter blanko) ml x N NaOH x fp x  x KA
KP1 =  (0,,14 -0,10 ) ml x 0,0272 N x    x  x 1,0457
        =  0,04 ml x 0,0272 N x   20 x 1,0457
         = 0,0227
KP=  (vol.peniter contoh – vol.peniter blanko) ml x N NaOH x fp x  x KA
                           = ( 0,21 – 0,10 ) ml X 0,0272 N x    x  x 1,0507
                            = 0,10 ML X X 0,0272 N x 20 X 1,0507
                            = 0,0577
Ø  Untuk nilai Al
Al        =  (vol peniter contoh – vol peniter blanko) x N HCl x fp x    x KA
·         Al1       =    ( 0 – 0,10 ) ml  x 0,0143 N x  x  x 1,0457
            = 0 x  0,0143 N x 20 x 1,0457
            =  0
·         Al2       = ( 0 – 0,10 ) ml x 0,0143N x   x  x 1,0507
            = 0 ml x 0,0143 N x 20 x 1,0507
            = 0
Ø  Untuk nilai H
H         =   KP – Al
·         H1        =   KP1 – Al1
            = 0,0227 – 0
            =0,0227
·         H2        = KP2  -  Al2
                =  0,0577 – 0
            = =0,0577
8.      Pembahasan
Untuk penetapan Al-dd, Al(OH)3 direaksikan dengan NaF yang    
menghasilkan OH- yang dapat dititar dengan larutan HCl baku.
Aldd dan Hdd ada di dalam tanah yaitu di dalam misel. Dalam deret iotrop, ion K merupakan kation yang lebih kuat. H+ dan Al ditambah K+ menghasilkan H ditambah Al- dapat ditukar. Titrasi menggunakan KCl berfungsi untuk menunjukkan atau menentukan Aldd. Apabila ada bahan organik dalam Aldd maka Aldd yang terhitung sedikit. Dan sebaliknya apabila tidak ada bahan organik Aldd maka Aldd yang terhitung banyak. Untuk menentukan ekuivalen, maka jumlah AL- dan K+ relatif sama.
9.      Kesimpulan
Dari hasil praktikum maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa
Ø  Nilai Aldd1 = 0
Ø  Nilai Aldd2  = 0
Ø  Nilai H1 = 0.0227
Ø  Nilai H2=0.0557





BAB IV
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
·         pH tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena merupakan sifat yang menentukan keasaman maupun basa suatu lahan. Tanah yang terlalu asam dan terlalu basa tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga pemilihian tanah pertanian merupakan faktor yang penting.
·         Kadar air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang mengandung air terlalu banyak ataupun sangat sedikit tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, sehingga diperlukan lahan yang memiliki kadar air yang baik.
·         Dalam suatu tanah biasa terdapat kation Al dan H. apabila tanah tersebut mengandung kation Al dan H, maka Tanah tersebut tidak baik untuk pertanian

B.     SARAN
·         Dengan adanya hasil analisis ini, penentuan jenis tanaman yang akan ditanam pada  tanah yang telah dianalisis juga harus dianalisis dengan baik, sehingga ada kecocokan antara tanah dan tanaman. Sehingga tujuan untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas dapat diperoleh.
·         Analisa yang baik dan tepat, harus dilakukan karena hasilnya sangat berpangaruh pada penentuan tanah yang akan diolah, baik itu untuk lahan perkebunan maupun lahan pertanian, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.




Daftar Pustaka

·         Notohadiprawiro. 1999. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

0 komentar:

Posting Komentar